Kamis, 16 Juni 2016

Tutorial ArcGIS Bahasa Indonesia

Tutorial ArcGIS Bahasa Indonesia

Tutorial ArcGIS cukup banyak dicari oleh mereka yang ingin sekali belajar ArcGIS secara mandiri. Di milis rsgisforum pun beberapa kali member mempertanyakan hal tersebut. Pencarian di Google dengan kata kunci ” Tutorial ArcGIS ” selalu saja menemukan tutorial tersebut berbahasa asing (English), sedangkan kebutuhan mereka yang mencari adalah dalam bahasa Indonesia.

Berikut adalah tutorial ArcGIS versi 9.3.1 yang dibuat oleh Sdr. Beni Raharjo. Yang bersangkutan memutuskan membagikan tutorial tersebut sebelum diselesaikan semua karena ArcGIS sudah mengeluarkan versi 10 sehingga tidak semangat lagi melanjutkan project pembuatan tutorial versi 9.x. Draft-draft yang masih kosong akan dilengkapi dengan ArcGIS versi 10 sekaligus merevsi draft-draft yang lain.

Kami pikir tutorial tersebut masih sangat relevan untuk dishare karena release ArcGIS versi 10 tidak serta merta membuat pengguna ArcGIS 9.x langsung bermigrasi. Kendala seperti biaya lisensi dan kendala teknis menyebabkan untuk beberapa tahun ke depan, tutorial ArcGIS 9.x masih sangat dibutuhkan.
Silakan download tutorial ArcGIS 9.3.1 bagi pemula pada link berikut.


Isi dari tutorial ini adalah sebagai berikut

1. Pengantar ArcGIS
2. Pengenalan ArcMap
3. Membuat Peta Indonesia
4. Pengantar ArcCatalog
6. Input data
7. Editing
9. Tabel dan Query
10. Data Display
13. Geoprocessing

Artikel Terkait Pengertian ArcGIS dan Komponenya 

Mengenal Satelit Buatan dan Jenis-Jenisnya

Mengenal Satelit Buatan dan Jenis-Jenisnya

A. Mengenal Satelit Buatan

Satelit merupakan sebuah benda di angkasa yang bergerak bersama planet berputar mengelilingi matahari. Satelit dibedakan menjadi dua yaitu satelit alami dan satelit buatan. Satelit alami adalah benda-benda luar angkasa alami (bukan buatan manusia) yang mengorbit pada sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya. Contohnya satelit alami bumi adalah bulan. Satelit buatan merupakan benda buatan manusia yang sengaja diluncurkan ke luar angkasa dan beredar mengelilingi planet dengan tujuan untuk dapat memberikan manfaat tertentu. Satelit buatan manusia yang pertama kali mengorbit di bumi adalah satelit buatan Rusia bernama Sputnik 1 yang diluncurkan pada 4 Oktober 1957. Sputnik 2 diluncurkan pada 3 November 1957 berawak anjing bernama Laika. Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat yang meluncurkan Explorer 1 pada 31 Januari 1958.

B. Jenis-Jenis Satelit Buatan

Berdasarkan fungsi dan manfaatnya, satelit dibedakan sebagai berikut.
1. Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan benda luar angkasa lainnya. Contoh satelit astronomi adalah seri Explorer dan seri Pioneer, Helios 1 dan 2, serta Solar Max dan Explorer Mesosfer.
2. Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi. Satelit komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Satelit pemantau (satelit pasif) yang hanya berfungsi sebagai reflektor (pemantau) bagi sinyal-sinyal gelombang mikro yang dipancarkan dari stasiun bumi.
b. Satelit pengulang (satelit aktif), yaitu satelit yang dapat menerima suatu sinyal dan dapat memperkuat serta memantulkan ulang sinyal tersebut karena memiliki alat pemancar ulang yang disebut transponder.
Contoh satelit komunikasi adalah Telstar I dan Palapa.
3. Satelit pengamat bumi, yaitu satelit yang dirancang khusus untuk mengamati bumi seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dan lain sebagainya. Contohnya adalah Sputnik III, Vangard I, Titos, Ess, dan Nimbos
4. Satelit navigasi, yaitu satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik di permukaan bumi seperti mengukur jarak antar bangunan. Contoh satelit navigasi adalah Transit.
5. Satelit mata-mata, yaitu satelit pengamat bumi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata. Contoh satelit militer adalah satelit Samos dan satelit Vela.
6. Satelit cuaca, yaitu satelit yang digunakan untuk mengamati cuaca dan iklim di bumi. Contohnya adalah satelit Tiros I.
7. Stasiun luar angkasa, yaitu struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa mempunyai fasilitas pendaratan dan kendaraan lain yang digunakan sebagai transportasi dari dan ke stasiun. Stasiun luar angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. Satelit buatan terbesar yang mengorbit di bumi yaitu Stasiun Angkasa Internasional (International Space Station).

C. Orbit Satelit Buatan

Orbit satelit dibedakan menjadi dua istilah, yaitu apogee (titik terjauh dengan bumi) dan perigee (titik terdekat dengan bumi).
Penggolongan orbit satelit berdasarkan ketinggiannya:
1. Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 – 1.500 km di atas permukaan bumi.
2. Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1.500 – 36.000 km.
3. Orbit Geosinkron (Geosynchronous Orbit, GSO): sekitar 36.000 km di atas permukaan bumi.
4. Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35.790 km di atas permukaan bumi.
5. Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36.000 km.
Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit.
1. Orbit Molniya, yaitu orbit satelit dengan periode orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63⁰.
2. Orbit Sunsynchronous, yaitu orbit satelit dengan inklinasi dan tinggi tertentu yang selalu melintas ekuator pada jam lokal yang sama.
3. Orbit Polar, yaitu orbit satelit yang melintasi kutub.


Baca Juga Artikel SATELIT PENGAMAT BUMI GEOEYE

Sekilas Pemetaan Geologi

Pemetaan Geologi

Masih berhubungan dengan jurusan saya, jadi saya harus mebagikan ilmu geologi yang saya peroleh dari pmbelajaran saya di sekolah…

Belajar tentang peta geologi atau apapun yang berhubungan dengan teknik geologi pertambangan, cukup membuat saya mengantuk saat berusaha menguasai materi tersebut. Ya, namanya juga pelajar, sesulit apapun materi harus bisa dipelajari. Daripada mengeluh, lebih baik saya membahas materi yang disampaikan oleh pak guru saya di blog ini dan kumpulan dari berbagai referensi yang saya peroleh dari media internet maupun buku…

Dimana pun itu, kegiatan geologi pertambangan tidak akan terlepas dari pengetahuan mengenai peta. Peranan peta penting adanya bagi pengambil keputusan , baik untuk sektor publik, maupun swasta, misalnya dalam menentukan rencana pembuatan rute suatau jalan dengan system yang kita kenal sebagai “Cut and Fill” pada pembuatan jalan di lokasi atau lahan yang berbukit-bukit. Tidak hanya itu, informasi dari peta geologi dapat membantu kita untuk menentukan penentuan kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran.Bisa juga digunakan untuk memprediksi bencana alam, seperti tanah longsor. Gempa bumi, erupsi gunung api dan lain sebagainya.

A.DEFINISI PETA
Peta merupakan suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur permukaan bumi yang digambar dalam skala tertentu. Peta seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari obyek obyek alamiah maupun obyek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya (Djauhari Noor, 2008).

Peta dapat digolongkan menjadi dua (2), diantaranya :
a. Peta topografi
Peta yang menyajikan data dan informasi keadaan lapangan secara menyeluruh sifatnya umum), baik itu unsur alam (sungai, gunung, danau, laut, dll) maupun unsur buatan (jalan, jembatan,perkampungan, bendungan, dll) dengan garis bayangan ketinggian (garis kontur ketinggian) dalam perbandingan tertentu (skala)(Lemdikanas, 2005)

b. Peta Geologi
Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti. (Jauhari Noor, 2008)

B. FUNGSI PETA TOPOGRAFI
Peta topografi memiliki berbagai fungsi, antara lain:
a.Menggambarkan bentuk dua dimensi dari bentuk tiga dimensi rupa bumi (permukaan bumi)
b.Memberikan informasi mengenai keadaan permukaan dan elevasi
c.Sebagai dasar dalam pngeloptan data mengenai hal yang berhubunga dengan ruang.
d.Menemukan posisi kita terhadap suatu tanda medan atau daerah lain.

C.PEMETAAN GEOLOGI
Hakikat dari pemetaan geologi adalah menampilkan segala macam kondisi geologi yang ada dilapangan (yang bersifat tiga dimensional) kedalam peta (yang bersifat dua dimensional). Gejala geologi yang nampak pada lapangan terutama dalah batuan, urutan batuan, struktur batuan serta bangun bentang alam yang dibangun oleh batuan tersebut.(Wartono Raharjo,1999)
D.TUJUAN PEMETAAN GEOLOGI
Pemetaan geologi memiliki beberapa tujuan yag menjadi alasan kenapa dilakukan
i. Memberikan gambaran tentang gejala dan proses geologi yang ada/terjadi pada daerah yang dipetakan.
ii. Memberikan tafsiran kondisi dan proses geologis apa saja yang pernah terjadi didaerah yang dipetakan sepanjang zaman geologi terhitung sejak terbentuknya batuan yang tertua di daerah pemetaan sampai saat pemetaan berlangsung.
iii. Memberikan evaluasi potensi geologi yang bersifat positif dan negative yang ada atau mungkin ada sehingga daerah yang dipetakan dapat dikembangkan secara bijaksana ditinjau dari sudut pandang geologi
(Wartono Raharjo,1999)

E. GEOLOGI YANG MAMPU DIAMATI DALAM PETA TOPOGRAFI
Dalam pengamatan maupun pemetaan geologi kita mampu memperoleh banyak informasi mengenai suatu daerah tanpa kita harus ke sana (lapangan) namun cukup dengan mengintepretasi peta topografi. Hal yang mampu diamati antara lain:
A.Kenampakan Pada Kontur
Kenampakan pola kontur yang mengalami perubahan yang mendadak dan mengalami pelurusan dapat memberikan kita informasi mengenai adanya struktur sesar pada daerah yang diamksud. Kemudian kenampakan pola kontur kecil membulat pada daerah menunjukkan bahwa terdapat kenampakan conicel hill yang ada pada daerah karst. Kenampakan kontur rapat membentuk radial tanpa ada pengulangan pada daerah yang luas memungkinkan itu merupakan intrusi.

B. Jenis Litologi
Dalam penentuan jenis litologi kita dapt menggunakan cara mengidentifikasi kenampakan pola aliran sungai dimana setiap jenis pola pengaliran menunjukkan litologi yang khas, misalnya pola pengaliran dendritik menunjukkan litologi yang homogen dan terdiri dari batuan sedimen atau pola aliran yang multibasinal yang menunjukkan litologi batu gamping (daerah kars)
jungnya.

Artikel Terkait Lainnya Mengenai Pemetaan Geologi

Jenis – jenis citra satelit

Jenis – jenis citra satelit

Baca juga artikel Citra Satelit Pengindraan Jauh

Saat ini banyak sekali satelit penginderaan jauh yang beredar, masing-masing jenis satelit seperti landsat (1-7), NOAA, baskara, SPOT, Envisat, Ikonos, Quickbird, dan lain-lain mempunyai karakteristik dan tujuan masing-masing.
Citra merupakan alat utama untuk mengenali dan memahami berbagai kenampakan objek di berbagai permukaan bumi melalui penginderaan jauh. Berdasarkan Misinya Setelit Penginderaan Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya alam.
Satelit Landsat (land satelite)
Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185km x 185km.
landsat
Satelit SPOT (systeme pour I’observation de la terre)
Merupakan satelit milik perancis yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG (SPOT5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat. satelit SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor dapat diatur sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai 7 bidang liputan.
spot-5_in_orbit
spotke2

Satelit ASTER (advanced spaceborne emission and reflecton radiometer)
Satelit yang dikembangkan negara jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.
aster
Satelit QUICKBIRD
Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di california AS. Quickbird memiliki empat saluran (band).
quickbird
quickbird-blog
Satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999. merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4m. Ketinggian orbitnya 681km.citra resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil misalnya wilayah perkotaan tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional.
merapi_ikonos
stereo-ikonos-data-collection
Satelit ALOS
Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang busa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam dan survey sumberdaya alam.
alos-satellite-sensor
alos-saint-petersburg-russia
alos interferometry

Satelit GeoEye

GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
geoeye-1-satellite
geoeye
Satelit WorldView
Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
worldview-1
worldview-211
Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanic and Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untuk menggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite, tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).




noaa-n2

Pengertian Foto Udara dan Fotogrametri

Pengertian Foto Udara dan Fotogrametri

Foto udara atau peta foto adalah Peta foto didapat dari survei udara yaitu melakukan pemotretan lewat udara pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris tertentu. Sebagai gambaran pada foto dikenal ada 3 (tiga) jenis yaitu foto tegak, foto miring dan foto miring sekali. Yang dimaksud dengan foto tegak adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera udara sejajar dengan arah gravitasi( tolerensi <3o), sedangkan yang disebut dengan foto miring sekali apabila pada foto tersebut horison terlihat. Untuk foto miring, batasannya adalah antara kedua jenis foto tersebut. Secara umum foto yang digunakan untuk peta adalah foto tegak (Wolf, 1974).
Fotogrametri adalah suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu obyek serta keadaan di sekitarnya melalui suatu proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Bedasarkan definisi tersebut, maka pekerjaan fotogrametri dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Metric fotogrametri
suatu pengukuran yang sangat teliti dengan hitungan-hitungannya untuk menentukan ukuran dan bentuk suatu objek.
b) Intrepretasi fotogrametri
kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek.
Geometri Foto Udara
Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal (tegak sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor:
Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi dari pesawat menyebabkan variasi bentuk objek.
Pergeseran relief, variasi tinggi permukaan tanah menyebabkan bentuk radial dari objek-objek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang listrik, dsb.
Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap arah gaya berat (tidak boleh lebih dari 3o).
Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap dan 30% untuk sidelap) menyebabkan paralaks pada foto.
Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat menyebabkan penyimpangan pemotretan dari rencana jalur terbang membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap. Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal (tegak sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor:
a) Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi
dari pesawat menyebabkan variasi bentuk objek;
b) Pergeseran relief, variasi tinggi permukaan tanah menyebabkan bentuk
radial dari objek-objek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang
listrik, dsb;
c) Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap
arah gaya berat (tidak boleh lebih dari 3o);
d) Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap
dan 30% untuk sidelap) menyebabkan paralaks pada foto;
e) Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat
menyebabkan penyimpangan pemotretan dari rencana jalur terbang
membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap;
Informasi Tepi
Informasi tepi adalah sesuatu yang memiliki makna atau manfaat yang berada pada tepi foto udara. Adapun informasi pada photo udara yang perlu diidentifikasi sebagai informasi atau data awal dalam pelaksanaan pekerjaan photogrametri, dan yang termasuk didalamnya adalah :
a) Fiducial mark : merupakan 4 tanda titik bidang focus kamera udara yang kegunaannya untuk menentukan titik utama photo udara.yang merupakan titik pusat exposure dan proyeksi.
b) Titik utama (principal point) merupakan titik pusat exposure dan proyeksi, dan merupakan titik perpotongan antara 4 titik fiducial mark.
c) Nivo merupakan alat pendatar kamera udara yang terbuat dari cairan yang peka terhadap getaran dan kemiringan.
d) Jam merupakan alat penentu waktu saat pemotretan.
e) Fokus merupakan panjang lensa saat pemotretan objek, bisa diamati pada informasi tepi photo udara.
f) Tinggi terbang merupakan ketinggian penerbangan saat pemotretan dilakukan alat pencatatnya dinamakan altimeter yang dapat dibaca pada informasi tepi photo udara.
g) Arah utara merupakan arah utara yang ditunjukkan pada photo udara yang penentuannya mengacu pada waktu pemotretan dan arah bayangan photo.
h) Skala merupakan besaran pembanding antara jarak pada photo dan di lapangan yang penentuannya dengan cara nilai fokus kamera saat pemotretan (f) dibagi dengan tinggi terbang (H) (Skala = f / H).
Skala Foto Udara
Pengertian skala foto udara adalah perbandingan jarak pada foto udara dengan jarak di permukaan bumi
Penentuan skala:
S = f/H
Keterangan :
S : skala f : panjang fokus lensa
h : tinggi
Identifikasi Foto Udara
Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi. Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini. Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek.
Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto secara sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek.
Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan. Penafsiran foto udara banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh informasi yang digunakan. Aplikasi fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk memperoleh jenis-jenis informasi spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya diperoleh dengan cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar.
Didalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada karakteristik dasar citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal yang diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana tingkat abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara manual. Dalam melakukan interpretasi suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah kunci dasar interpretasi atau elemen dasar interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta membedakan penafsiran objek – objek yang tampak pada foto udara.
Contoh Foto Udara
Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto yaitu :
Bentuk
Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu objek individual. Bentuk agaknya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada citrta foto.
Ukuran
Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala foto. Objek dapat disalahtafsirkan apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat.
Pola
Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya.
Rona
Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan pantulan sinar oleh objek.
Bayangan
Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi.
Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada foto. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual. Apabila skala foto diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak.
Lokasi
Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam identifikasi.

Baca juga artikel tentang Interpretasi Foto Udara dan Tahapannya

Ringkasan Tutorial Survex

Ringkasan Tutorial Survex

Survex adalah software yang dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan pemetaan gua setelah tahapan survai dan pengumpulan data. Yaitu pekerjaan mulai dari proses pengolahan data hingga penggambaran peta. Survex, oleh penciptanya, dibuat agar dapat dijalankan di berbagai sistem operasi: Microsoft Windows, Mac OS, Linux, Unix, dan DOS. Sifat program ini adalah cara memasukan data yang mudah, dan tahap proses data yang sangat gampang. Sangat.. sangat.. gampang!!
Survex dapat menyelesaikan pemrosesan data dengan cepat dan akurat. Dilengkapi dengan program untuk menampilkan peta garis survai yang real time (bahasa Indonesiane opo yo?), dengan peta yang dapat diputar (rotate), perbesar/ perkecil (zoom), geser (pan).
Dilengkapi pula fasilitas agar dapat menghasilkan sebuah file yang berisi koordinat semua titik stasiun dan file bertipe DXF yang bisa diimport ke program AutoCAD atau program drawing lain, misalnya Corel Draw dan Adobe Illustrator.
Saya sangat menyarankan, agar teman-teman membaca juga dokumen tutorialnya yang original (bhs. Inggris), yang dapat diperoleh dari web site tempat teman-teman menginstal programnya.
Jangan lupa download juga contohnya. Supaya bisa dipakai untuk referensi.
Instalasi program
Untuk tutorial ini, saya asumsikan teman-teman men-download dan menginstal pada komputer yang menggunakan sistem operasi Windows.
Versi yang terakhir software Survex tersedia di Website-nya: http://www.survex.com/. Nginstallnya gampang kok. Download dulu, lalu di Windows Explorer double clik saja pada file yang baru saja di download misalnya survex-win32-1.0.39.exe. beres deh.
Hasil instalasinya adalah sekelompok program Survex dalam sub menu, terdiri dari:
Aven, program untuk menampilkan peta gua yang sudah jadi.
Documentation, berisi petunjuk dan tutorial penggunaan Survex.
SvxEdit, dipergunakan untuk memasukkan dan mengedit data mentah hasil pengambilan data peta di lapangan.
Uninstall Survex, untuk menghapus Survex dari computer.
Lihat gambar di bawah.

Masukan Data
Misalkan kita memiliki data lapangan seperti di bawah ini.

Untuk memasukkan (input) data lapangan, teman-teman klik SvxEdit lewat Start menu. Tapi teman-teman juga bisa saja tidak mengaktifkannya. Sebagai gantinya, data survey dimasukkan dalam sebuah file teks menggunakan software teks editor apapun, misalkan Notepad, asalkan dapat menulis dalam file teks plain ASCII.
Untuk saat ini, saya asumsikan teman-teman menggunakan alat-alat kompas, clinometer, dan pita ukur saat melakukan pemetaan di gua.
Jika ya, maka teman-teman cukup mengetikkan di Notepad data-data di atas, dengan urutan nama stasiun dari-ke, jarak,azimuth (kompas), dan clino dengan urutan yang sama seperti pada data lapangan tersebut seperti dibawah ini. Pisahkan antar data dengan menggunakan kunci Tab atau spasi.
Selalu mulailah dengan mengetikkan peritah “*Begin” yang diikuti dengan nama lorong survai, dan diakhiri dengan perintah “*End” yang juga diikuti dengan nama lorong survai. Semua perintah dalam Survex diawali dengan tanda asterisk (*).
*Begin Lorong
0 1 7 10 -2
1 2 6.50 160 -5
2 3 9.50 160 -5
3 4 6.35 191 -6
4 5 11.20 170.5 -8
5 6 9.23 136.5 -1
6 7 8.12 185 -10
7 8 7.89 156 -12
8 9 6.56 166 -45
5 cab1 5 230 2
cab1 cab2 6 256 3
cab2 cab3 7.5 275 5
cab 3 cab4 8 245 1
*End Lorong
Atau jika data diolah menggunakan software spread sheet, misalnya MS-Excel, atau menggunakan Lembar Kerja Olah Data Survey Gua (Leker OLD SG) yang disediakan oleh Subterra Indonesia, maka kita bisa copy-paste hasilnya ke Notepad. Tapi ingat, yang di-copy cuma kolom-2 yang dibutuhkan saja.
Lalu simpanlah (save) file pekerjaan kita tersebut dengan tipe file .svx. Lihat contoh dan gambar di bawah ini.
Pada kotak Save as type, pilih All Files.

Pada nama file tambahkan .svx. Ini menunjukkan bahwa file yang bertipe .svx ini akan dikenal oleh Software Survex dan dapat diproses.

Pengolahan data dan penggambaran peta
Teman-teman akan heran dengan cara pemrosesan data dan penggambaran petanya. Di software survai gua lainnya, teman-teman harus membuka sebuah software untuk memasukkan data, mengolah, hingga menghasilkan peta. Tapi.. di sini.. sunguh-sunguh berbeda.
Jalankan Window Explorer, dan buka di folder tempat menyimpan file lorong.svx tersebut. Maka teman-teman akan melihat ada sebuah file yang bertipe Survex Raw Survey Data (Raw data= data mentah) seperti di bawah ini.

Untuk memulai memproses data tersebut, teman-teman tidak perlu mengaktifkan program apapun yang berasal dari Survex. Cukup klik kanan pada file tersebut sehingga muncul Pop Menu di sebelah kanan. Lihat gambar dibawah ini

Klik Process sehingga muncul file-file hasil pemrosesan seperti di bawah ini.

File Hasil Proses
File yang bertipe Survex Processed Data adalah file peta hasil proses data yang barusan kita kerjakan. Peta tersebut berupa center line saja. Double klik saja, maka akan ditampilkan untuk teman-teman sebuah peta center line tersebut menggunakan program Aven.

Software untuk menampilkan center line tersebut bernama Aven .
Peta ini adalah peta tampak atas. Teman-teman dapat merubah penglihatan dari berbagai sudut teman-temanng, memutarnya, dan lain-lain dengan memanfaatkan menu dan tool-2 yang sudah disediakan. Nanti akan kita bahas Aven ini dalam bagian tersendiri.
Mungkin terasa aneh bagi kita, bahwa kita tidak mengaktifkan software apapun ketika memproses dan menggambar peta. Malah hanya menggunakan Window Explorer. Inilah ciri Survex. Saya tidak tahu, hal ini merupakan kelebihan atau kekurangannya.
Sekarang kita kembali dulu ke file hasil proses data.
Yaitu file yang bertipe Survex Loop Closere Errors. File ini adalah file yang berisi daftar error yang terjadi jika lintasan survey berisi polygon tertutup. Daftar error meliputi error horizontal, vertikal, prosentase, dan error tiap lengan survey.
Karena lorong gua ini tidak mengandung error survey yang berupa polygon tertutup, maka tidak ada laporan yang termuat di file ini.
Sedangkan file Output Log, berisi laporan hasil tahap proses dan gambaran lorong gua secara umum. Isinya kira-kira sebagai berikut.

Jika ada masalah dalam pemrosesan atau kegagalan, laporannya akan termuat dalam file ini. Maka teman-teman dapat memperbaikinya sesuai dengan kesalahan yang dilaporkan.
Sudah? Cuman gitu aja? Belum, masih ada lagi. Jika teman-teman ingin menggambarnya secara manual, maka teman-teman membutuhkan koordinat masing-masing titik stasiun. Teman-teman dapat memperolehnya dengan satu tahapan lagi di Window Explorer.
Memperoleh Koordinat Stasiun
Klik kanan pada file yang bertipe Survex Processed Data, klik Convert for Hand Plotting.

Maka teman-teman akan memperoleh satu file lagi

Yaitu file yang bertipe Survex Station Positions. Jika teman-teman double clik file tersebut maka akan muncul daftar koordinat masing-masing stasion dalam program Notepad. Nomor stasiun diawali dengan nama section yang kita tulis dibelakang kata *Begin saat memasukkan data.

Dengan hasil ini teman-teman dapat menggunakannya pada penggambaran peta secara manual. Pada kertas millimeter.
Export ke file DXF
File yang bertipe DXF dapat dibuka menggunakan AutoCAD, Corel Draw, dan Adobe Illustrator 10. Maka bagi teman-teman yang bisa menggunakan AutoCAD untuk menggambar peta gua, daripada menggambar satu persatu lengan survai, mending teman-teman mengolahnya menggunakan Survex. Teman-teman juga dapat membuka file DXF di Corel Draw dan Adobe Illustrator, sehingga teman-teman dapat memperindah tampilan peta gua tampak atas.
Caranya?
1. Kembali ke Window Explorer. Lagi, klik kanan file yang bertipe Survex Processed Data, kali ini klik Convert to DXF. Sehingga akan ada tambahan file seperti file yang paling bawah ini. Atau mengeksportnya lewat Aven.

2. Pada Aven yang sedang membuka file gua, klik File dan ada sub-menu Convert To DXF.
Untuk membukanya menggunakan AutoCAD, double click saja file tersebut di Windows Explorer. Maka akan tampillah center line peta gua tersebut di AutoCAD. Dengan catatan, ada software AutoCAD di computer anda.

Gambar Center Line di Auto CAD.
Disamping itu, teman-teman juga bisa melihat tampilan peta dalm bentuk Extended Section. Sekali lagi kembali ke Window Explorer. Klik kanan pada file Survex Processed Data, klik Extend. Maka satu file lagi akan muncul.

Yaitu file lorong_extend yang bertipe Survex Processed Data. Jika teman-teman double click, maka akan muncul program Aven yang menampakkan peta gua dalam bentuk Extended Section.
Apakah Extended Section? Jika lupa Coba baca-baca lagi PENGGAMBARAN PETA DAN TAHAPANNYA di lihat di bagian jenis atau bentuk peta gua, tampak atas dan tampak sampingnya.

Gambar Peta Gua Extended Section

Gambar Peta Gua Profile (tampak samping, Projected Elevation).
Jika ada perubahan pada file raw data (data mentah), maka TIDAK SECARA OTOMATIS file-file lain akan juga terjadi perubahan. Teman-teman harus mengulangi lagi pekerjaan-pekerjaan di Window Explorer seperti diatas tadi.
Dinding, Atap, dan Lantai
Sayang sekali, program ini memiliki keterbatasan belum dapat mengolah data untuk dinding, atap, dan lantai. Istilah umum dalam survai gua adalah left-right-up-down (LRUD). Mungkin teman-teman pingin mengekspor file ke DXF sehingga dapat teman-teman lanjutkan penggambaran gua perspektif di AutoCAD. Teman-teman membutuhkan dinding kiri, dinding kanan, atap, dan lantai. Atau paling sederhana, teman-teman dapat secara langung melihat peta gua tersebut tanpa merasa bingung kok cuma melihat garis survai antar stasiun melulu tanpa melihat garis dinding dan atap.
Untuk jalan keluarnya, saya menyarankan agar teman-teman memasukkan data dengan menganggap dinding kiri, kanan, atap dan lantai sebagai stasiun baru. Dengan demikian kita harus memasukkan data LRUD dengan perilaku seperti layaknya sebuah stasiun survai.
Namun ada masalah yang timbul, berapa azimuth dari sebuah stasiun ke dinding kiri atau kanannya? Padahal teman-teman tidak mengukurnya di lapangan. Hanya mengira-ira bahwa azimuth dinding kiri dan kanan merupakan separoh dari sudut yang dibentuk oleh garis survai kedepan dan ke belakang. Lalu, bagaimana dengan penamaan stasiunnya?
Saya sarankan teman-teman menggunakan Leker Old SG yang dapat didownload dari www.groups.yahoo.com/group/subterra-id/file untuk memperoleh masing masing sudut azimuth dari stasiun ke masing-masing dindingnya.

Dari olahan Leker Old SG mulai dari kolom AI dan seterusnya, adalah data jarak, kompas, dan klino dari dinding staiun kiri, kanan, dan atap. Tinggal di-copy dan paste ke file .svx saja. Lalu di proses lagi, maka kita akan dapat center line lorong yang dilengkapi center line ke dinding kiri, dinding kanan, dan atap.
Ringkasan tahapan dalam Survex
Masukan data-proses data-menghasilkan peta.
·Buka Notepad,
·Ketik data dengan urutan stasiun dari -stasiun ke-jarak-kompas-clino
·Baris paling atas ketik *Begin [nama gua], baris paling bawah ketik *End [nama gua]
·Save As sebagai file bertipe .svx
·Buka Window Explorer, ke folder tempat menyimpan file .svx
·klik kanan pada file yang ber-extensi .svx (file yang bertipe Survex Raw Survey Data), klik Process Data
·jika hendak melihat peta hasilnya, double klik peta yang ber-extensi file .3d (file yang bertipe Survex Processed Data). Peta 3D akan ditampilkan menggunakan Aven.
·jika ingin menghasilkan daftar koordinat peta, klik kanan file .3d (file yang bertipe Survex Processed Data), klik Convert for hand plotting.
·jika ingin menghasilkan peta DXF, klik kanan file .3d (file yang bertipe Survex Processed Data), klik Convert to DXF.
·jika ingin menghasilkan peta extended section, klik kanan file .3d (file yang bertipe Survex Processed Data), klik Extend.
·jika ingin melihat daftar koordinat peta, double klik file yang ber-extensi .pos (bertipe Survex Stations Position).
·jika ingin melihat peta extended section, double click file yang memiliki nama dengan penambahan kata _extend dan bertipe Survex Processed Data. Peta extended akan ditampilkan menggunakan Aven.
AVEN
AVEN adalah program untuk menampilkan peta gua (cave viewer) dan memungkinkan bagi teman-teman untuk mengubah-ubah arah pandangan.

Untuk mengetahui semua fungsi yang ada di dalam Aven ini, coba saja semua jurus berkomputer menggunakan mouse. Yaitu drag tombol kiri mouse pada obyek-2:
· Frame kiri,
· Skala
· Orientasi sudut vertical (Profile) dan horizontal (Facing)
· Drag tombol mouse kiri di bidang gambar.
· Cobalah klik pada tombol-2 yang ada di toolbar
· Coba satu persatu menu
Jangan takut ttg akibatnya. Tidak akan merusak program atau data gua kok.
Dan lagi, yang perlu teman-teman lakukan adalah, melakukannya sambil mengamati reaksi dan perubahan pada gambar, perubahan tampilan frame yang lain, dll. Sehingga teman-teman makin mengetahui fungsinya. Sedangkan teman-teman yang mudeng bahasa Inggris sih gak masalah.
Dan dengan trial semacam itu, teman-2 akan menemukan berbagai fungsi yang sangat penting untuk membaca peta sebuah gua menggunakan Aven ini. Antara lain adalah:
·bisa merotasi/ memutar peta gua dengan menggunakan semua titik-titik stasiun sebagai titik pusatnya. Anda bisa memilih salah satu dengan gampang.
·bisa mengetahui jarak, beda elevasi, selisih absis dan ordinat, arah dari sebuah stasiun ke stasiun lain dengan gampang.
·mengetahui kedalaman masing-masing lorong/ stasiun berdasar warnanya,
·menampilkan dan menyembunyikan nama stasiun dan tanda stasiunnya
·dll



Apada bedanya Aven yang sedang menampilkan peta gua 3D dan yang sedang menampilkan peta extended?
Aven yang sedang menampilkan peta extended section, hanya dapat di zoom. Kita sama sekali tidak dapat mengubah arah pandangan.
Export File
Dengan Aven, kita dapat mengeksport file peta ke DXF (bisa dioleh di AutoCAD dan Adobe Illustrator), SVG (bisa diolah di Adobe Illustrator, Corel Draw), Scetch Files, EPS files, dan file yang bisa dipergunakan di software pemetaan gua Compass
Left Right Up Down (LRUD)
Dinding kiri, kanan, atap, lantai
Penentuan dinding, atap dan lantai, tidak bisa dipenuhi oleh Survex. Teman-teman hanya memperoleh center line lintasan survai saja. Lalu, bagaimana jika teman-teman pingin mengekspor file ke DXF sehingga dapat teman-teman lanjutkan penggambaran gua perspektif di AutoCAD, atau me-make up di Adobe Illustrator. Sementara teman-teman membutuhkan dinding kiri, dinding kanan, atap, dan lantai.
Maka yang kita lakukan adalah menganggap bahwa dinding kiri, kanan, atap dan lantai adalah sebuah stasiun. Jadi kita masukkan jarak-kompas-clino ke masing-masing titik tersebut.
Dinding kiri dan kanan (left right)
Timbul masalah, berapa azimuth (kompas) dinding kiri dan kanan? Hal ini tergantung pembacaan yang dilakukan saat di lapangan. Apakah tegak lurus terhadap arah pembacaan kompas antar stasiun? Atau kira-kira sudut bagi dari sudut yang dibentuk garis survey ke stasiun depan dan belakang.

Dinding kiri dan kanan yang diukur secara tegak lurus di stasiun

Dinding kiri dan kanan yang diukur merupakan sudut bagi antar lengan survai
Jika teman-teman ketika di lapangan melakukan yang pertama, maka hal ini lebih gampang. Azimuth masing-masing dinding, tinggal menambah atau mengurangi azimuth pembacaan survai antar stasiun sebesar 90˚ . Sedangkan bila teman-teman melakukan yang kedua, padahal waktu di lapangan teman-teman hanya mengukur jaraknya saja tanpa azimuthnya, maka teman-teman harus melakukan penghitungan terlebih dulu.
Tapi jangan khawatir, sudah ada di Leker Old SG kok. Download aja dari file-2 milik Subterra Indonesia.
Setelah kopi dan paste data dari file Leker Old SG (yang berada di kolom AI dan seterusnya) ke file .svx, maka lorong akan berubah menjadi seperti dibawah ini

Gambar Plan Section

Gambar Projected Elevation

Gambar Extended Section
(Widjanarko, Sunu.2007.Survey dan Pemetaan.http://subterra.web.id)

Klik disini untuk Tutorial Pemetaan Gua Dengan Aplikasi Survex

Memindahkan Layer Berdasarkan Jarak dan Koordinat di Global Mapper



Memindahkan Layer Berdasarkan Jarak dan Koordinat di Global Mapper

Seringkali saya menerima data spasial dari klien dengan sistem proyeksi lokal. Sementara data lapangan yang di kumpulkan dengan acuan sistem proyeksi utm. Untuk kemudahan proses data spasial, data spasial dari klien harus di geser atau dipindahkan ke sisem proyeksi utm. Global Mapper menyediakan cara mudah memindahkan data spasial (yang telah ditambahkan sebagai layer) berdasarkan koordinat atau berdasarkan jarak dan sudut tertentu.



Anda bisa memindahkan hampir seluruh tipe format data spasial ke lokasi geografis yang baru di Global Mapper, baik raster maupun vektor. Anda bisa pindahkan citra satelit, data DEM, shapefile, DWG, DXF dsb dengan menggunakan tool yang sama, dan proses yang relatif lebih cepat untuk file berukuran besar.
Berikut tahapan cara memindahkan layer berdasarkan jarak dan sudut di Global Mapper. Catatan, Anda tentu saja harus sudah memiliki acuan jarak dan sudut perpindahan atau koordinat tujuan perpindahan ini.

1.                  Tambahkan data spasial ke dalam Global Mapper sebagai layer.


2.         Buka Overlay Control Center dari menu Tools –> Control Center, atau tekan Alt+C.


3.         Pilih layer yang akan di pindahkan, klik kanan pilih “Shift Selected Layer(s) a Fixed Distance”.


4.         Jendela pengaturan perpindahan ditampilkan, tentukan unit perpindahannya, misalnya meters. Disini Anda mempunyai dua pilihan untuk memindahkan data spasial, berdasarkan koordinat atau berdasarkan jarak dan sudut. Perpindahan ditentukan dari centroid data ke nilai resultan koordinat atau nilai jarak dan sudut lokasi tujuan.


5.         Klik OK untuk mendapatkan hasilnya. Simpan layer hasil perpindahan tersebut menjadi file baru dengan nama yang berbeda.

Sekian tutorial yang dapat saya berikan semoga bermanfaat!